|
poor digital imaging :)) |
This is Mayday, First of May, Merry merry labour day – Tika, Mayday.
Entah kenapa disaat dengerin lagu itu saya jadi kepikiran untuk menulis. yang katanya menulis itu simbol dari sebuah perlawanan. padahal bagi saya, menulis itu menghentakan alat tulis ke media gambar, atau seperti saat ini, memijit-mijit tombol beraksara di sebuah alat elektronik yg disebut laptop. hehe..
Mumpung lagi memperingati hari buruh internasional, saya melantur sedikit tentang kerjaan deh. Menapaki dunia kerja memang tidak
selalu mulus. Tentang atasan lah, rekan kerja lah, atau pun suasana kerja yang
mengganjal. Tapi pernahkah mempunyai atasan yang saya anggap (mungkin) gila
segila gilanya, atau yg teman saya bilang she
is fvckin freaking fvck! Hahaaa..
Strike one, Tuesdayphobia, saya
menganggap hari selasa merupakan kutukan dari aliansi dewa perang dan sejenisnya,
yang akan meremas prajurit-prajurit yang lemah tak berdaya di hadapannya. Dia
selalu mengadakan coordination meeting di hari selasa dimana pada hari itu dia
selalu melempar makian yang dianggap kerjanya buruk. Dia injak harga dirinya,
dia taburkan benih kebencian yang
ditanam dalam dirinya (menahun kayanya hahaa) terhadap siapapun yang
siap menjadi ladang amarahnya. Ini gila, saya sangat merasa dia seorang bos,
namun saya tidak menganggap dia seorang pemimpin. Padahal saya tidak
gender rasial loh. Toh yang menganggap buruk hanya kepribadiannya dia, bukan SOP perusahaan yang
dia pimpin koq. weird!
This is your stress release mom, not organise corporate purposes!
Strike two, intolerant-principal,
15.11 diruang ibu tiri (sebutan lain untuk bos), “pak, skrg ditunggu di lobby”
suara si bos dengan nada 8 oktaf-lah, ngga terlalu tinggi menyuruh sopirnya, “iya bu, tapi boleh
saya minta izin sebentar untuk sholat ashar” ucap pak sopir memohon. “tidak,
sekarang di lobby” bentak dia, dan pak sopir pun beranjak ke parkiran. Di luar
dugaan, entah dia menyadari ucapannya atau tidak dia berkata, “sholat??!!,
heuh”. WHAT THE FVCK!!! Kejadian itu membuat rekan saya shock setengah gila
setelah mendengar perkataannya.
Ini sudah diluar batas kewarasan
saya terhadap seseorang yang tidak toleransi terhadap prinsip orang lain, memang
itu kejadiannya tidak terjadi langsung terhadap diri saya, tapi saya percaya,
‘cause sooner or later dapat terjadi terhadap bawahan lainnya. Saya bukan
muslim yang taat, jauh dari predikat soleh, yang malu untuk memberi titel “H”
di depan nama saya jika iya ada, meskipun mendengar nama saya pun orang akan
berpikiran apa agamanya. Akhir-akhir ini memang agak sensitif terhadap sesuatu
yang berhubungan dengan agama, dilain sisi yang ditentang keluarga karena berhubungan dengan perempuan non-muslim, orang yang sibuk mencari jati
dirinya dengan mengatasnamakan agama, atau curhatan orang beragama yang tidak
mencerminkan dirinya beragama. Lah jadi curhat,stopped! Hahaa..
Ternyata ini riil, di depan muka
saya, terjadi pelecehan prinsip beragama dalam dunia kerja. Ini semacam jaman Lenin di Chechnya, yang melarang orang lain untuk melakukan ibadah. Ternyata
masih ada penindasan yang berprilaku rasis agama dalam dunia kerja di Indonesia,
yang padahal negaranya mayoritas muslim. Saya tidak peduli apa agamanya, sudah
lebih dari 50 tahun loh indonesia merdeka, hak-hak kebebasan beragama pun
ditulis dalam undang-undang dasar. Untung saja dia tidak melakukan headshoot kepada
siapapun yang akan melakukan sholat, jika seperti itu, saya yang mati salah
satunya hahahaa..
Strike three, unpredictable moment,
bukan dia orang yang tidak bisa dibaca sifatnya, justru dengan perlakuan
seperti itu dia dapat mudah dikenal oleh anak buahnya. saat dimana karyawannya akan berfikiran yang sama seperti saya, yang
dia tidak akan pernah tahu kapan saya akan minggat dari ini kantor hahaaa..
Maaf kawan, bukan beralasan pergi
untuk meninggalkan kalian, justru tidak ada alasan yang membuat saya bertahan
menghadapi atasan kalian.
May God Bless You AW. Amin.
saya menulis ini bukan tidak
menghargai seorang pemimpin, justru saya menghargai karena dia seorang perempuan.
#sekian