Jumat, 14 Januari 2011

laki-laki baik dan wanita baik-baik

si Bpk A menceraikan si Ibu B, karena si Bpk B berpoligami. si Ibu B masih mempertahankan hubungan yg sebelumnya damai dan tentram. semenjak kedatangan si Ibu C dengan alasan  si Bpk A sebagai sunah rasul, bubar lah sebuah rukun keluarga. itu biasa. bahkan bisa menjadi kebiasaan mengapa seorang manusia dijadikan mahkluk yg tidak pernah puas. jika kita tak pernah puas, mengapa rasul bisa?  benar, karena kita bukan rasul. kita sebagai umatnya yg selalu sembunyi dibalik kesalehan rasul. selalu mengobral amanah dan ibadah rasul.  maaf tuan, amanah dan ibadah rasul itu tidak hanya beristrikan banyak. masih banyak ibadah lain yg tidak mengganggu dan membuat permusuhan dalam kebahagiaan orang.

di sisi lain

si Ibu X melepaskan hubungan dengan si Bpk Y. lebih memilih si Bpk Z yg terang-terang dia sudah beristri. entah materi yg sedang ia kejar, atau motivasi lain. merusak hubungan orang lain itu immoral. pun jika si Bpk Z setuju (balik lg dgn persoalan manusia yg tak pernah puas dgn embelembel sunah rasul bla bla bla), jika tanpa persetujuan istrinya itu jg tak bermoral. bukan saya meracau memikirkan atau mengurus moral orang lain. tetapi ini menjadi topik hangat bangsa bermoral!!. ketika wanita ingin disetarakan dengan laki-laki, semua hal yg dilakukan seorang laki-laki, para wanita ingin menyamakan kedudukannya dengan laki-laki. ketika para laki-laki berpoligami, mereka iri, mereka merasa diadili oleh kitabnya sendiri.
Ya Tuhan, siapa bapak dari anak-anak dari ibu yang berpoliandri?. disaat mereka mengajukan diri untuk disetarakan dengan laki-laki dalam hal ini. apakah hawa mengajarkan ini juga? atau mereka terperangkap budaya?

karena penggalan cerita diatas merupakan kisah seorang ustad dan seorang ustadzah.
oh malunya saya Tuhan.

apakah seorang ulama adalah seorang laki-laki yg baik-baik?
apakah seorang ustadzah adalah seorang wanita yg baik-baik?
apakah seorang narapidana bukan seorang laki-laki yg baik-baik?
apakah seorang pelacur bukan seorang wanita yg baik-baik?
dapatkah seorang yg tidak baik menjadi orang yg baik-baik?
atau sebaliknya?

ini zaman, ini masa,
ketika kami tak bisa melihat yg baik untuk diri kita.
siapa yg bisa menyusur alfa saya yg dalam ilmu ini?

"wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).
(QS An Nur:26)"


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar